Be Mine Tonight?


Sepulang mereka dari acara launching untuk brand pakaian terkenal yang menunjuk Abe dan Tsuki menjadi BAnya, tidak ada suara satupun diantara keduanya. Namun, Abe seperti enggan melepaskan genggaman tangannya pada Tsuki.

“Kita tidak sedang menyebrang, Ryohei-kun.” Ujar Tsuki. Dia masih mencoba melepaskan tangannya yang digenggam pria yang merupakan kekasihnya ini. Tapi yang didapatinya hanya Abe yang bergeming. Memilih fokus dengan jalanan di hadapannya.

Sesampainya di gedung apartemen Tsuki pun, Abe enggan melepaskan tangannya dari Tsuki. Perempuan itu agaknya merasa aneh dengan tingkah Abe yang terlihat lebih clingy padanya.

Keduanya masuk ke dalam unit apartemen mewah itu. Selepas Tsuki menyimpan heelsnya ke dalam lemari sepatu, dia merasakan dorongan pelan di pundaknya. Abe mendorong kekasihnya itu ke dinding lorong apartemen Tsuki.

Tsuki mengerjap. Dia mendongak untuk melihat kearah Abe yang sekarang sedang mengusap lembut wajahnya. Bahkan Tsuki belum sempat bersuara, bibirnya sudah dibungkam Abe dengan lembut.

Matanya mengerjap karena berusaha memproses apa yang sedang terjadi diantara mereka. Tsuki hendak memberontak namun luluh dengan ciuman Abe yang lembut dan tidak menuntut. Tangannya yang bebas pun mengusap wajah Tsuki. Ciuman itu berhenti saat Tsuki meremas pinggang Abe, merasakan napasnya hilang.

Ternyata pria bernama kecil Ryohei itu tidak berhenti di sana. Abe mencium lembut telinga Tsuki. Ciumannya semakin turun hingga ke tengkuknya. Tsuki mengulum bibirnya sembari meremas pundak Abe.

“Ryohei...”

“Hmmm...”

Astaga...

Tsuki sampai kehilangan kata-kata saat merasakan sentuhan demi sentuhan yang diberikan Abe begitu lembut dan tidak memaksa. Memabukkan. Bahkan hisapan bibir pria itu di tengkuknya begitu lembut namun cukup memberikan—yang Tsuki tahu akan menimbulkan tanda kemerahan.

Abe mengusap rambutnya, menyelipkan helaian rambut Tsuki dibalik telinganya. Memberikan kecupan-kecupan kecil yang begitu cepat di wajahnya. Dari kening, kedua matanya, ke hidung, pipinya yang sudah meranum merah dan berakhir di bibirnya. Abe melumat sedikit bibir Tsuki sebelum akhirnya kembali ke tengkuk Tsuki.

Tsuki nyaris mengeluarkan suara saat tangan Abe menyentuh dadanya. Meremasnya sedikit. “Ry-Ryohei-kun...”

Abe menghentikan ciumannya pada tengkuknya, menangkup wajah wanitanya. Kedua mata mereka saling memandang. Tsuki bisa melihat percikan nafsu di sana, Abe pun melihat hal yang sama pada sepasang mata perempuan bermarga Matsumoto ini.

“Ryohei...”

“Boleh aku menjadikanmu milikku malam ini?”