Cruel Summer Part 1
ShoppiAiri, H/C, Typo, Cringe
Akhirnya Airi bisa menyempatkan waktu untuk menonton Takibuki Final. Penampilan Snow Man beserta juniornya hari itu sangat memukau. Airi paling suka saat penampilan Shota yang memegang bohlam. Entah kenapa dia seperti merasakan lelaki itu seakan-akan punya magic. Berlebihan memang. Dia tidak pergi ke Takibuki bersama Haruna atau Tsuki. Kedua perempuan itu rupanya sedang disibukkan mempersiapkan album untuk World Tour grup mereka. Mina juga tidak bisa karena dia harus mengurus pekerjaannya. Anan memang sedang ramai sekali belakangan ini.
Jadilah dia menonton sendiri hari ini. Lelaki yang tadi tampil bersama anggota grupnya juga mengirim sebuah pesan padanya untuk segera ke gakuya kalau acara sudah selesai. Airi memakai kembali topi dan maskernya, mengambil tas kertas yang dia sembunyikan di bawah kakinya. Sebuah sashire untuk member Snow Man. Tidak enak kalau dia kemari dengan tangan kosong. Dia beranjak dan menuju seorang staf yang berjaga di lorong menuju gakuya. Dia menunjukkan kartu passnya dan sang staf mengantarnya ke gakuya milik Shota.
Di kejauhan, Airi bisa melihat sosok lelaki yang berlari menghampirinya. Keningnya mengerut dalam menyadari air mukanya yang panik. “Biar aku yang mengantar dari sini.” Airi mengenalnya sebagai manajer pribadi Shota. Takahashi kalau tidak salah. Takahashi merangkulnya setelah sang staf yang tadi berjaga di depan pamit. Keduanya berjalan bersisian menuju gakuya Shota. Airi mengerjap bingung.
“Ada apa, Takahashi?” tanyanya bingung. Takahashi menyunggingkan senyum tipis kearahnya. “Nanti kujelaskan di gakuya Shoppi.” Katanya. Airi disapa beberapa staf yang mengenalnya dan juga member Snow Man. Namun, Takahashi sepertinya tidak memberikan waktu pada Airi untuk mengobrol sebentar dengan mereka.
Kira-kira apa yang membuat lelaki ini sangat panik?
“Hai, bitch!” Airi berdecak begitu dia disapa oleh Koji yang ternyata satu ruangan dengan Shota. Dia melepaskan topi dan maskernya. “Hai, bastard.” Balasnya. Shota tertawa pelan melihat panggilan Koji dan Airi satu sama lain.
“Koji-kun, bisa istirahat di ruangannya Abe-san sebentar? Aku perlu bicara dengan Shoppi dan Airi-san.” Katanya. Koji menatap Airi dan Shota bergantian. Keningnya terlihat sedikit mengerut. Kebingungan karena tidak biasanya dia melihat manajer Shota seserius ini. Pasti ada sesuatu besar yang sedang terjadi. Semoga saja bukan sesuatu yang harus memisahkan keduanya.
“Baiklah,” kata Koji. Lelaki blasteran Thailand Jepang itu merapikan barang-barangnya dan membawanya ke ruangan Abe. “Kuharap kau tidak habis melakukan sesuatu pada Shoppi.” Katanya.
“Kau seharusnya khawatir pada sahabatmu ini, bastarrd!” gerutu Airi. Koji terkekeh. Dia menepuk pundak Airi dan tersenyum. “Aku lebih suka khawatir pada pacarmu, Bitch.” Katanya. Airi menyipitkan mata kearah Koji. “Oh? Aku tidak menyangka seleramu adalah pacar orang.” Cibir Airi.
Koji tertawa kencang sebelum berlari ke ruangan Abe sebelum diomeli Takahashi lagi. Airi duduk di tengah, sementara Takahashi duduk di depan Shota. Dia mengeluarkan sebuah tablet dari tas kecil yang tersampir di punggungnya tadi. Diletakannya tablet itu diatas lantai beralaskan tatami dan menggesernya kearah Shota. Terlihat sebuah website yang menampilkan headline berita gosip dengan tulisan, “Watanabe Shota tertangkap berkencan dengan soloist, Minamoto Airi.” Dibawah judul tersebut disertakan pula beberapa jepretan yang Airi dan Shota yakini diambil beberapa minggu lalu, saat mereka jalan-jalan malam untuk membeli mi instan di konbini dekat apartemen mereka.
Pandangan Airi sedikit bergetar. Jantungnya langsung berdetak begitu cepat sementara tangannya sudah mulai mengeluarkan keringat dingin. Shota menggulirkan layar tersebut. Menemukan beberapa foto yang ternyata diambil jauh sebelum berita ini keluar. Saat Airi terlihat keluar dari apartemen Shota bersama kucingnya dan banyak foto lainnya yang diambil jauh dari foto saat jalan-jalan malam itu. Dalam website gosip itu bahkan terlihat menjelaskan spekulasi sang penulis tentang bagaimana mereka bertemu. Airi dan Shota diduga mengalami cinta lokasi pada drama romantis yang mereka mainkan satu tahun yang lalu. Meski hal itu tidak akurat karena Shota dan Airi sudah lama mengenal.
“Aku tahu kalian sudah berusaha untuk tidak ketahuan,” Setelah beberapa lama tidak ada suara diantara ketiganya, Takahashi berucap. “berita ini sudah sampai ke agensi. Baik TOBE maupun Johnnys. Mereka meminta kalian untuk rehat sejenak.” Lanjutnya.
“Rehat bagaimana maksudmu?” Shota langsung menyambar dengan nada tidak bersahabat. Kedua alisnya sudah bertaut dan keningnya mengkerut dalam. “Kalian. Hubungan kalian harus dihentikan selama beberapa saat.” Jawab Takahashi.
Bukan dari Snow Man dan showbiz rupanya. “Kalian harus kembali tinggal secara terpisah sampai berita ini mereda. Di twitter sudah ramai netizen yang memberikan komentar.” Katanya.
Shota melirik kearah Airi yang sedang menatap kedua tangannya yang bertaut, sementara bibirnya mengulum pelan sebelum mengigitnya. “Apakah kami punya pilihan selain rehat?” tanya Shota pada manajernya.
“Putus,” Airi langsung mengangkat wajahnya. Baik Shota maupun Airi, Air muka mereka jelas terkejut dengan jawaban pasti yang dilontarkan Takahashi pada meraka. “tapi, aku yakin kalian tidak akan mau melakukan itu. Jadi, jalan satu-satunya hanya rehat.”
Shota menatap tak percaya pada manajernya. Dia tidak mengira bahwa manajer terdekatnya bisa mengatakan hal itu dengan santai dan tidak ingin dibantah. Shota memijit pelipisnya. “Takahashi-san, bisa tolong beri kami waktu sebentar?” Kali ini, Airi bersuara meminta izin pada Takahashi. Lelaki itu mengangguk dan beranjak, ditutupnya pintu ruangan tersebut, memberikan waktu berdua untuk Airi dan Shota berbicara.
Airi menatap lurus kearah tablet yang masih menampilkan website tersebut, sementara Shota memandangi Airi. Tangannya mengepal, menahan diri untuk tidak memeluk Airi di tempat itu meski disana hanya ada mereka berdua saat ini. Shota tidak menyangka bahwa berita ini akan muncul saat Takibuki sedang berlangsung, terlebih lagi dia memikirkan Airi. Airi baru saja memulai karirnya kembali dengan TOBE. Tidak seharusnya imagenya ternoda karena fakta baru yang keluar ini meski keduanya ataupun agensi mereka belum merilis pernyataan apa apa.
“Memang cepat atau lambat toh hubungan kita akan ketahuan publik,” kata Airi. Dia mengambil tablet tersebut dan menggulir layarnya untuk melihat bagian komentar. “jadi, bagaimana menurutmu, Shota?” lanjut Airi.
“Apanya yang menurutku? Aku tidak mau putus darimu!” ujar Shota dengan panik, mengundang tawa kecil dari Airi. Jemari lentik perempuan itu berhenti menggulir saat menemukan satu komentar jahat disana. Dia mengulum senyum simpul, mengerjapkan matanya untuk menghilangkan matanya yang berkaca-kaca. Dia tidak bisa tiba-tiba menangis di depan Shota. “Kita masih punya pilihan rehat sejenak, loh.” Kata Airi.
“Tapi, itu artinya aku harus jauh darimu!” balas Shota. Terdengar sekali bahwa lelaki itu tidak mau menjalankan satupun pilihan yang diberikan agensi mereka. Airi mematikan tablet itu dan menatap Shota. “Kau sudah pernah jauh dariku saat aku harus tampil di Korea.” Kata Airi dengan jahil.
Shota berdecak. “Airi, ini berbeda! Kita bahkan tidak tahu sampai kapan berita itu akan mereda!”
“Kau panik sekali. Kita hanya rehat, Shota. Kau masih bisa menghubungiku lewat LINE atau sejenisnya.” Kata Airi, dia berusaha untuk bersikap santai sementara Shota yang masih memutar otak untuk menolak dua pilihan itu.
“Aku tidak mau. Aku lebih suka kehadiranmu yang nyata.” Airi tersenyum. Dia menarik napas dan menghembuskannya perlahan. “Tapi, kurasa akan lebih baik kalau kita rehat dulu. Kau jadi bisa lebih fokus pada konser dome Snow Man yang pertama.”
“Memang saat Suno Labo kemarin aku tidak bisa fokus meski ada kamu di dekatku?” Shota menaikkan sebelah alisnya. Airi terdiam, dia menatap lurus kearah Shota. Tidak, penampilanmu sangat bagus di konser itu. Masalahnya hanya ada di aku. Aku takut kita akan sama-sama tersakiti dan disakiti.
“Kita coba bicarakan lagi nanti bersama manajerku dan manajermu.” Kata Airi pada akhirnya.