Cruel Summer part 1.5

ShoppiAiri, H/C, Typo, Cringe


Shota tahu ini bukan keputusan yang diinginkan mereka berdua. Tapi, untuk saat ini sepertinya ini yang terbaik. Awalnya, Shota tidak setuju dengan keputusan Airi yang memilih rehat dari hubungan mereka dan kembali ke apartemennya. Untungnya TOBE masih menyimpan kunci apartemen lamanya itu.

Shota memperhatikan Airi yang mengucapkan terima kasih pada kurir yang membawa kotak terakhir dari barang-barangnya. Sekarang perempuan itu berbalik dan berdiri tepat di hadapannya. Sosok bermarga Minamoto mengulum sebuah senyuman.

“Haruskah kau bawa semua barangmu dari sini?” Lirih Shota. Airi mengangguk sebagai balasan. “Kita bukan putus, Airi....” lanjutnya.

“Ya, aku tahu,” kata Airi. “tapi, aku butuh semua barangku untuk kembali ke apartemenku.” Lanjutnya. Suara tawa kecil terdengar singkat dari bibirnya.

Shota tidak lagi membalas ucapan Airi. Keduanya saling bersitatap. Pandangan Shota terlihat sedih sementara Airi berusaha untuk tidak membuat tatapan yang sama. Dia tidak mau membuat Shota sedih lebih dari ini. Shota meraih tangan Airi dan menggenggamnya, ditatapnya sendu tangan keduanya yang tertaut.

“Kita sudah janji tidak melepaskan genggaman tangan satu sama lain...” gumamnya. Airi langsung bisa merasakan sesak di dadanya. Rasa sakit tak kasat mata yang membuat dadanya sakit. Genggaman tangan Shota mengerat. “Hanya sementara, Shota...” balas Airi. Suaranya nyaris tercekat. Dia menarik napasnya dan mendongak untuk menatap lurus ke dalam sepasang mata lelaki bermarga Watanabe itu.

Shota menariknya ke dalam sebuah pelukan. Tangannya melingkar di punggung Airi, memeluknya erat dan menghirup dalam-dalam aroma menyegarkan yang menguar dari tubuh Airi. Dia akan merindukan kesayangannya. Airi membalas pelukan Shota, melingkarkan tangannya di pinggang lelaki itu. Mereka menikmati kehangatan tubuh satu sama lain sebelum nantinya tidak bisa sesering seperti dulu.

Airi menepuk punggung Shota setelah dirasa mereka sudah cukup berpelukan. Keduanya bersitatap sekali lagi sebelum Airi pamit pergi dari sana. Tiba-tiba lelaki itu langsung merasakan rasa kosong menyerangnya. Perasaan hampa yang sudah lama tidak dia rasakan. Shota berjalan kearah sofanya dan duduk disana, terdiam selama beberapa saat sebelum merebahkan dirinya di atas sofa dan memejamkan mata, membiarkan kekosongan itu menyelimutinya, mengabaikan dering ponselnya.

Sepertinya dia memang sudah sangat mencintai Airi....


Airi naik ke dalam mobil yang biasa menjemputnya, di sebelahnya duduk dengan diam Mocca. Kucing tersebut sempat menjilati tubuhnya sendiri sebelum akhirnya naik ke pangkuan Airi. Airi meminta Kuro untuk menjalankan mobilnya, meninggalkan apartemen tersebut. Dia memperhatikan bangunan di samping kirinya berjalan menjauh. Sesak di dadanya semakin terasa nyata. Sekarang pandangan matanya buram oleh air mata yang sedari tadi berusaha dia tahan.

“Ada tisu di sebelah Mocca duduk tadi. Kau boleh pake itu untuk mengelap air matamu, Airi-san.” Suara Kuro tiba-tiba mengintrupsinya. Lelaki itu meliriknya dari kaca spion. Dibilang seperti itu, Airi semakin tidak bisa menahan tangisnya. Dia terisak. Air matanya jatuh membasahi wajah dan Mocca yang sedang melingkarkan tubuhnya di pangkuan Airi. Perempuan bermarga Minamoto itu mengatupkan mulutnya, meredam isakannya.

Sepertinya dia memang sudah serius jatuh cinta pada Shota...