Foto Jweb
ShoppiAiri, Typo, Cringe, Fluff. Tapi besok-besok Angst yh
Airi mendongak sembari menggelengkan kepalanya. Beberapa kali digerakkannya lehernya ke kanan dan kiri untuk menghilangkan sedikit rasa pegal dan lelah yang menyerangnya. Sementara manajer barunya—Kurotsuchi, kita panggil Kuro mulai saat ini— sedang menyetir mobil yang dia tumpangi hari itu menuju rumahnya. Jadwal hari ini cukup padat meski Airi hanya sampai pukul delapan malam. Biasanya akan sampai dua atau tiga pagi tapi karena dia masih dalam minggu adaptasi di agensi barunya, jadwal yang diberikan juga belum terlalu banyak dan terkesan manusiawi.
Bahkan hari itu dia hanya live radio, pemotretan dengan majalah Hanako dan syuting variety show. Saking sedikitnya dia bisa makan siang bersama Kuro, hitung-hitung waktu untuk mengakrabkan diri.
“Airi-san,” Kurostuchi bersuara dari balik kemudinya. Matanya sedikit melirik kearah kaca spion yang tergantung di tengah mobil itu, untuk melihat kearah Airi yang sedang menyandarkan kepalanya ke kaca jendela mobil. Airi balas dengan lirikannya. “hari ini Watanabe-san update blognya lagi, lho.” Airi langsung menegakkan tubuh tanpa dia sadari sementara wajahnya sudah sedikit merona kala Kuro menyebut nama kekasihnya dari Snow Man itu.
Ya. Kuro tahu tentang hubungannya dengan Shota Watanabe. Oh jelas, manajer harus tahu tentang semua urusan pribadi agar bisa maksimal mengurus kebutuhanmu saat sedang menjadi idol atau publik figur. “Belakangan ini Watanabe-san sedang rajin update ya. Foto-fotonya juga seperti selfie yang dikirimkan pada pacarnya.” Kuro terkekeh, lelaki yang berusia 33 tahun itu melirik Airi dengan senyum gelinya.
Airi berdecak, mengabaikan wajahnya yang memanas. “Iya, Snow Man lagi sibuk Takibuki Final,” balas Airi. Perempuan itu sedikit terdiam mengingat kalimat kedua Kuro, dia mengulum senyum setipis mungkin, “Lagian ya, soal foto ala boyfie gitu, dia memang pacar semua Sunotan.” Cibir Airi. Kuro pura-pura mengerjap. “Aree, apa ini? Aku mencium-cium aroma api cemburu.” Airi berdecak dan menendang pelan kursi di depannya memancing Kuro untuk tertawa renyah.
Sementara Kuro kembali fokus menyetir, Airi membuka ponselnya, sesekali dia membetulkan kacamata bening yang dikenakannya. Jemarinya mengetik alamat website blog Johnnys. Setelah login selesai, dia langsung membuka tab following dan menemukan urutan update blog milik Shota berada di urutan ke tiga. Lelaki itu rupanya update jam tujuh tadi. Isi blognya membicarakan takibuki sedikit, sisanya tentang kegiatannya kemarin, pergi ke gym, sauna dan makan yakiniku bersama teman-temannya. Ya. Shota bilang ingin quality time dengan teman-temannya karena belakangan ini dia sibuk dengan Takizawa Kabuki Final. Airi tidak masalah dengan itu, toh mereka sudah sering menghabiskan waktu bersama di rumah. Meski hanya sekedar mengobrol sebentar sebelum tidur dan besok paginya kembali beraktifitas masing-masing.
Airi menggulir layar ponselnya ke bawah dan tersedak, dia bahkan nyaris menjatuhkan ponselnya saat menemukan foto Shota di bawah blog tersebut. Sosok lelaki itu mengenakan sweater tipis dengan kerah sedikit tinggi berwarna hitam dan kepalanya ditutupi topi putih dengan logo NY di depannya. Lelaki bermarga Watanabe itu berpose peace sign tanpa senyum dengan mata yang mengarah langsung ke kamera.
Terlalu lama memandangi layar ponselnya membuat Airi tidak sadar mobilnya sudah berhenti dan sekarang Kuro tengah menoleh kearahnya hingga memutar dirinya yang duduk di balik kemudi untuk menghadap kearah Airi. Perempuan bermarga Minamoto itu mendongak dan mengerjap. “Apa?”
“Kita sudah sampai, Airi-san.” Airi menoleh ke sekitar dan menyadari mereka sudah sampai di basement. Airi berdehem sejenak sebelum mematikan ponselnya dan memasukkan benda itu ke dalam tas selempangnya. “Oh, maaf aku sedang melamun. Terima kasih, Kuro-san.” Katanya.
Airi keluar dari mobilnya setelah membuka pintu tersebut, langkahnya terhenti saat suara Kuro terdengar. “Fotonya Watanabe-san sangat bagus ya, Airi-san, sampai bisa membuatmu terdiam seperti itu.” Airi berdecak. Dia menoleh kearah Kuro dan melotot, mengacungkan jari tengah kearah lelaki itu yang langsung disambut tawa kencang. Puas sudah menggoda artis yang dia urus itu.
Airi langsung masuk ke dalam gedung apartemennya, menunggu lift setelah dia memencet tombol dan masuk selepas pintu lift tersebut terbuka. Perempuan itu bersandar di dinding lift, mengeluarkan ponsel dan menyalakannya kembali. Ternyata layarnya masih menampilkan halaman dari Johnnys Web. Jantung Airi berdetak cepat begitu dia memandangi kembali foto di halaman tersebut hingga dia merasa salah tingkah dan tersenyum lebar sembari bersandar lemas pada dinding.
Ugh. Airi tidak mau mengakui tapi Shota memang bisa membuatnya salah tingkah seperti ini meski hanya lewat sebuah foto. Yang bahkan tidak dikirimkan langsung lewat pesan pribadi padanya.
Pagi itu, Shota yang baru selesai mandi, tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk biru miliknya sembari duduk di sofa. Sementara Airi sedang sibuk di dapur membuat kreasi sarapan mereka. Shota sedikit tersenyum melihat kekasihnya yang melakukan aktifitasnya sambil bersenandung pelan. Sisi menggemaskan Airi yang seperti ini cukup jarang dia lihat.
Ponsel Airi yang tergeletak di atas meja di depan Shota menyala, menampilkan sebuah notifikasi. Shota sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengintip. Notifikasinya tersembunyi, namun Shota bisa melihat wallpaper ponsel Airi merupakan foto seseorang. Shota mendekat sedikit lagi dan dia bisa memastikan bahwa wallpaper itu adalah fotonya. Foto yang dia kirimkan di blog kemarin lusa. Shota sedikit melirik Airi yang masih sibuk di dapur dengan seulas senyum. Lelaki itu meraih ponsel Airi dan menggoyangkannya kearah perempuan itu.
“Airi,” Perempuan bermarga Minamoto itu membalas dengan gumaman sebelum menoleh kearah Shota. “aku bisa mengirimkanmu yang lainnya dari foto ini. Kebetulan aku ambil banyak.” Lanjutnya. Airi mengerutkan kening, dia melihat kearah ponsel yang ada di tangan Shota. Tak lama dia menyadari sesuatu.
Shota tersenyum lebar kearahnya. Airi memekik panik dan berlari kearah Shota untuk mengambil ponselnya. “Shota, kembalikan!” Seru Airi. Shota mengangkat tinggi-tinggi tangannya, menghindari Airi. “Tidak mau. Aku suka melihatmu memakai fotoku sebagai wallpaper.” Katanya. Airi berdecak. Dia tidak membalas ucapan Shota lagi dan fokus untuk mengambil ponselnya.
Shota menarik sedikit pinggang Airi sebelum akhirnya perempuan itu jatuh menindihnya di atas sofa. Wajah keduanya berdekatan. Saling bersitatap. Itu bukan pertama kalinya mereka tidak bisa lepas dari pandangan satu sama lain. Shota langsung mendaratkan sebuah kecupan kecil di pipi Airi. Dia bisa melihat wajah kesayangannya yang memerah. Airi sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya buru-buru bangun dan memukul pelan dada Shota, lalu mengambil ponselnya dari tangan sang kekasih.
“Lucunya Airi yang salah tingkah.” “Berisik kau, Shota!”
Ingatkan Airi untuk memasang wallpaper 3D saja dengan kompilasi pemandangan dan satu foto Shota. Supaya kejadian digoda Shota tidak terulang kembali.