Hug

ShoppiAiri Fluff, Typo, Cringe


Shota melirik kearah sosok perempuan yang sedang setengah terlelap di sebelahnya, setelah dia menghentikan mobilnya di persimpangan lampu merah. Jelas dengan senyuman yang masih merekah di wajahnya.

Perempuan bernama Minamoto Airi—kekasihnya—kalau mengingat titel itu kadang membuat Shota senyum-senyum sendiri. Dia tahu mendapatkan hati Minamoto tidaklah cukup dengan kata-kata manis dan tindakan nyata, paling tidak dirinya harus bisa menyakinkan bahwa Shota memang berniat serius. Bukan main-main. Disinilah mereka sekarang, melepas titel FWB dan naik tingkat menjadi sepasang kekasih.

Airi menggeliat. Kedua kakinya diangkat keatas kursi mobil dan dia memeluk dirinya sendiri. “Chotaa, dingin...” lirihnya pelan. Lelaki bermarga Watanabe itu terkekeh. Kalau saja dia sedang tidak di balik kemudi, mungkin sekarang dia sudah memeluk erat-erat kesayangannya itu.

Masih menunggu lampu merah berubah, Shota sedikit menjulurkan badannya ke kursi belakang, mengambil selimut yang sudah dia siapkan. Airi selalu kedinginan setiap kali mabuk, jadi paling tidak sejak menjadi kekasih perempuan itu, Shota harus menyiapkan selimut cadangan di mobilnya. Shota melebarkan selimut itu dan menyelimuti Airi.

Airi menggeliat lagi, keningnya mengkerut dalam dengan mata terpejam, tangannya menyingkirkan selimut yang diberikan Shota. “Gak mau selimut...” lirihnya. Mata terbuka separuh, menatap Shota dengan pandangan sayu. “Mau peluk Chotaa!” gerutu Airi. Dia mengerucutkan bibirnya.

Shota berdecak sebal. Tidak sepenuhnya. Dia lebih kesal karena keadaan. “Iyaa, nanti ya! Aku harus membawamu pulang dengan selamat dulu. Abis itu, Airi boleh memelukku sampai pagi ya.” balas Shota. Lampu merah berubah dan lelaki itu kembali menjalankan mobilnya. Kali ini sedikit lebih cepat. “Benarkah?” Kali ini kedua mata itu menatapnya dengan mata yang berbinar samar. Sial, menggemaskan sekali. Shota mengutuk keadaan lagi. Kalau saja mereka sedang tidak berada di mobil, dia sudah memeluk Airi erat-erat sekarang.

“Iya, sayang.” Shota bisa mendengar teriakan kecil Airi yang terdengar begitu senang. “Asyikk aku memeluk Chotaa lagii~” katanya, memeluk dirinya sendiri dan beberapa saat kemudian kembali terlelap. Shota mengerjap, agak terkejut dengan kecepatan tidur sang kekasih.

Lelaki itu tertawa kecil. Sebaiknya dia segera membawa mobil ini sampai ke unit mereka sebelum Shota memeluk Airi di mobil yang sempit itu.