Kecewa Yang Terulang

Minamoto Airi x Watanabe Shota

Sekali lagi di lihatnya waktu yang terus bergerak lewat jam digital yang ada di dekat ranjang yang sekarang di tidurinya. Helaan napas keluar perlahan sebelum akhirnya sosok perempuan manis ini beranjak dari posisinya dan berjalan keluar kamar, menyadari bahwa unit apartemen itu masih gelap. Di nyalakannya lagi lampu tengah ruangan itu membuat suasana lebih terang dan tidak membuat mata sakit sedikitpun.

Kedua matanya masih mendapati jatah makan malam tiga jam yang lalu masih ada disana, terbungkus dengan plastic wrap. Kakinya melangkah mendekati meja makan itu dan menarik kursinya untuk dia duduki. Di tatapnya dengan kosong kursi yang ada di seberangnya. Kosong. Ya. Kosong. Entah sudah berapa kali wanita ini mendapati pemandangan yang sama setiap malamnya. Selama seminggu ini, dia tidak bisa melihat dengan jelas tanda kehadiran sosok yang sudah sangat di rindukannya ini.

Semakin membuatnya yakin, bahwa malam ini sosok itu tidak datang. Lagi. Atau paling tidak pulang. Kalau dia boleh jujur, hatinya benar-benar merasa tidak tenang, apalagi setelah menyadari bahwa ada rumor dating baru yang mencuat ke media. Tentang sosok bernama Watanabe Shota diduga punya hubungan khusus yang terulang lagi dengan Kawaguchi Haruna. Lihat? Wanita bernama Minamoto Airi ini tidak bisa tenang dengan pikiran positifnya terus-menerus.

Ponselnya yang dia tinggal di atas pantry dekat meja makan ini berdering singkat. Airi sedikit harus mengangkat tubuhnya untuk mengambil ponselnya yang selalu dia tinggal di sana setiap akan pergi tidur. Membawa ponsel ke dalam kamar akan membuat jam tidurnya kacau karena godaan untuk mengecek media sosial terlalu besar.

Yah, meskipun tidak hanya karena hal itu pemicunya bukan? Lagi-lagi Airi merasa dirinya sudah mulai terbiasa dengan pesan yang sama berulang kali.

Shota Maaf, Airi! Hari ini aku tidak bisa pulang lagi. Ada kerjaan!

Uhn. Daijobou. Semangat!

Selalu seperti itu. Bohong kalau Airi tidak kecewa. Padahal ada yang ingin Airi sampaikan pada Shota. Tapi, pria itu selalu tidak ada waktu untuknya. Bohong kalau Airi tidak merasa kesal, hampa dan amarah memenuhi hatinya. Tapi, Airi selalu berusaha mengabaikan perasaan menyakitkan seperti itu.

Wanita itu menghembuskan napas. di letakannya kembali ponselnya di atas meja dan mengambil piring yang di plastic wrap itu. Di bukanya plastic itu dan di ambilnya sendok untuk melahapnya. Sayang bukan kalau makan malam yang sudah dia sisakan ini tidak di makan? Lagipula orangnya juga tidak pulang lagi malam ini.

Tapi, kali ini, makan malam hari itu terasa asin dan juga menyakitkan. Airi tidak sadar bahwa dia sudah melahap makan malam itu sembari menangis dalam diam. Wanita itu ingin marah, ingin meledak saat itu tapi dia tahu kalau dia sendiri dan hanya akan menghabiskan energinya. Jadi... dia memilih untuk menangis diam-diam seperti ini, meski pada akhirnya suara isakan juga keluar perlahan.


Sebelum menarik kopernya menjauh, Airi menyempatkan diri untuk menoleh dan melihat kearah lantai dimana unit apartemen Shota berada. Helaan napas keluar dari mulutnya bersamaan dengan tangannya meraih gagang koper dan menariknya menjauh dari sana. Di naikannya syal yang melingkar di lehernya untuk menutupi sebagia wajahnya.

Tapi, belum sampai di halte bus, langkah Airi terhenti begitu dia merasa seseorang berdiri di depannya. Menghalangi langkahnya. “Permisi.” Ucapnya pelan sembari berjalan menyingkir dari sosok yang berdiri di depannya tapi saat Airi bergerak ke samping kanan soosk itu mengikutinya begitu juga sebaliknya. Airi berdecak. Dia mendelik dan mendongak. Tapi, terdiam begitu menyadari sosok yang di kenalnya berdiri di depannya dengan senyuman khasnya.

“Date-san...?”