Skincare
ShoppiAiri, Typo, Cringe
Seharian itu Shota memperhatikan Airi yang sibuk rebahan di atas kasur, atau sofa apartemen mereka. Terkadang pula ditemani oleh Mocca yang tidur di sebelahnya.
Hari yang begitu santai untuk perempuan itu. Sebab konser turnya sudah selesai, baru saja kemarin. Shota yang baru hari itu dapat libur sehari, bingung mengapa Airi sangat santai hari ini. Biasanya mau habis tur lokal ataupun dunia, perempuan itu selalu menyibukkan diri melakukan apa saja di hari pertama liburnya.
Seperti membawa Mocca ke petshop, mengajaknya jalan-jalan atau main bersama Koji.
“Gak ada agenda ketemu Koji dan Matsumoto?” Tanya Shota. Airi tidak melirik kearah Shota saat dia menjawab pertanyaan sang lelaki. “Nope. Aku mau goleran saja di rumah. Capek.” Shota mengangguk, kali ini dia memperhatikan wajah Airi. Terlihat beberapa guratan lelah di wajah kekasihnya itu.
Shota yang tadinya duduk di sebelah Airi yang sedang duduk di atas sofa itu, beranjak dan menarik tangan Airi untuk ikut dengannya.
“Loh mau kemana?” Tanya Airi bingung. Mereka masuk ke dalam kamar. “Shota, kita baru aja main ya tadi malam.” Gerutu Airi.
Shota terkekeh. Dia mendudukan Airi di atas kasur mereka. “Kalau itu bisa dilakukan lagi habis ini. Sekarang kamu diam dan berikan ponselmu.” Wajah Airi meranum. Dia memberikan ponselnya pada Shota. Lelaki itu beranjak dari hadapannya dan meletakan ponselnya di meja sebelah ranjang mereka.
Airi memperhatikan Shota yang sedang sibuk di depan meja skincarenya. Seulas senyum tipis terbentuk di wajahnya, kalau diperhatikan dari belakang seperti ini, rasanya Airi ingin memeluk punggung itu. Pasti hangat.
Begitu Airi terbangun dari lamunan, Shota sudah berdiri di depannya, wajah Airi memanas saat dia berhadapan dengan perut Shota, sementara lelaki itu merapikan rambut Airi dan menyatukannya dalam satu ikatan agar surai-surai hitam dengan highlight ungu terang itu tidak menggangu aktivitas Shota pada perempuan itu.
“Mau ngapain!?” Airi sedikit panik setelah Shota mengikat rambutnya dan lelaki itu memegang bagian atas celananya. Shota mengerjap. “Mau benerin celanaku bentar, melorot.” Katanya dengan polos.
“Oh....” wajah Airi semakin memerah. Dia berdecak dan mengutuk dirinya sendiri. Shota terkekeh. Dia mengetuk-ngetuk kening Airi. “Kau berpikir aku mau minta blowjob ya? Itu nanti malam saja.”
Airi mendelik dan dia memukul perut Shota. Lelaki itu tertawa keras dengan begitu geli. “Aku mau skincare-in Airi.” Kata Shota.
Lelaki itu menarik kursi di dekat sana dan duduk di hadapan Airi, sekarang pandangan keduanya sejajar. Airi langsung dihadapkan oleh sepasang manik yang selama ini membuatnya jatuh cinta.
Setelahnya Airi membiarkan Shota untuk memberikan perawatan pada wajahnya sesekali menanyakan tentang apa saja yang sudah dilalui oleh Airi. Apalagi selama tiga bulan ini mereka benar-benar sibuk. Sebenarnya Airi yang sibuk tur konser.
“Sudah lama sekali kita tidak skincare date ya.” Ucap Shota setelah dia melepaskan sheet mask dari wajah Airi. Perempuan bermarga Minamoto itu mengangguk. Seulas senyum manis diterima Shota membuat lelaki itu menangkup wajah Airi dan menciumi wajah perempuan itu.
Dia mencium beberapa kali bibir Airi hingga Airi kehabisan napas. Setelahnya Shota memeluk Airi, memeluknya erat dengan gemas hingga keduanya jatuh ke atas kasur.
Baik Airi maupun Shota saling berpandangan. Shota memandangi wajah Airi, jemarinya menyusuri garis wajah kekasihnya. “Shota,” Airi tiba-tiba memanggilnya. Shota menggumam sebagai balasan. “Aku capek...” kata Airi. Ucapan tersebut jelas menjadi alarm untuk lelaki bermarga Watanabe itu. Sebelum dia bertanya ada apa, Airi sudah mengecup bibirnya.
“Aku capek jatuh cinta terus padamu, Shota.” Lanjut Airi. Bohong kalau Shota bilang dia tidak salah tingkah, apalagi wajahnya memanas sekarang.
“Astaga, Airi. Kau membuat jantungku nyaris berhenti.” Gerutu Shota. Lelaki itu mencubit pelan pipi kekasihnya, mengundang tawa dari sang kekasih.
“Loh, aku benar, dong. Aku capek dibuat jatuh cinta terus olehmu.”
“Habisnya aku gak mau kamu jatuh cinta sama orang lain, Ai. Biarin kamu capek.”
“Teganya Shota~” Airi merajuk. “Aku tega supaya membuatmu tetap disampingku.” Balas Shota
Airi tersenyum. Dia gantian menelusuri garis wajah Shota. “Aku gak kemana-mana.” Katanya.
“Benar ya? Jangan kemana-mana loh...” Shota menarik Airi ke dalam pelukannya. Keduanya menikmati kehangatan satu sama lain.
“Iya, Shota sayang.”