Thank u, Next : Fase Awal 2.0: Mina & Snow Man

MinaRau, H/C, Romance, Typo, Cringe


Ini adalah pertama kalinya Mina dipertemukan secara official dengan member Snow Man oleh Raul. Langkah demi langkah yang tadinya penuh keyakinan kali ini terhenti. Sosok perempuan bermarga Miyahara itu menggigit bibir bagian dalamnya, mendadak merasakan sebuah kecemasan. Tangannya mendadak dingin dan pikiran-pikiran negatif menggerogotinya.

Bagaimana kalau nanti dia menerima tatapan tidak suka dari orang terdekat Raul di Johnnys itu? Bagaimana kalau dia tidak diterima di lingkungan mereka? Bagaimana kalau hari itu adalah hari terakhirnya bersama Raul? Bagaimana—

“Kak Mina?” Suara Raul menyadarkan lamunannya. Mina mendongak dan menemukan Raul yang berdiri di depannya sambil mengerjapkan mata. “Kak Mina, baik-baik saja, ‘kan? Apa hari ini kak Mina sedang tidak enak badan? Mau lain kali saja bertemu mereka?” Raul berujar dengan cemas. Mina terdiam sejenak.

Kalau tidak sekarang, Mina akan terus dihantui pikiran-pikiran buruknya. Dia menggeleng dan tersenyum. “Tidak apa-apa. Aku hanya gugup.” Balas Mina. Rau tersenyum. Dia mengulurkan tangannya pada Mina. “Yaudah pegang tanganku supaya tidak gugup, ya, kak.” Katanya. Mina menerima tangan Raul dan mereka saling menggenggam tangan. Keduanya kembali melangkahkan kaki menuju ruangan yang biasa dibooking Snow Man untuk makan malam bersama. Restoran itu sudah seperti rumah ketiga untuk mereka, untuk perut mereka sebenarnya.

Raul menoleh kearah kesayangannya yang sekarang semakin mengeratkan genggaman tangan mereka begitu Raul hendak membuka pintu geser itu. “Kak Mina?” Panggilnya pelan. Mina mendongak, bertemu pandang dengan Raul yang menatapnya. “Beneran gak apa-apa?” tanyanya. Mina menggeleng. “Gak apa-apa. Aku bukan mau sidang, Rau.” Balasnya.

“Tapi, kak Mina tegang banget.” Ya. Mina ketakutan sebenarnya. Tapi, dia mencoba untuk menetralisir rasa berdebar dan takutnya. Raul membuka pintu itu dan Mina melihat ke dalam. Suasana yang tadinya ramai dipenuhi canda dan tawa langsung hening. Seluruh pandangan langsung tertuju pada Mina dan Raul.

Tidak lama, Mina bisa melihat sosok lelaki berambut pink seperti berbisik kearah lelaki berkacamata di sebelahnya sembari menatapnya dari atas sampai bawah. Beberapa pasang mata di sekitarnya juga menatapnya dengan penuh curiga. Mina langsung merasakan atmosfer di sekitarnya seperti mencekiknya. Sesak.

“Maaf aku terlambat. Kenalkan ini pacarku, kak Mina Miyahara.” Suara Raul membuyarkan lamunannya. Mina merunduk dengan sopan tanpa melepaskan genggaman tangannya dengan Raul, dia terlalu takut untuk melepaskannya. “Miyahara Mina to moushimasu.” Suaranya terdengar seperti kucing kejepit dan saat itu juga Mina mau mengubur dirinya. Telinganya hanya menangkap balasan dari beberapa orang saja. Wanita itu mendongak untuk mengecek keadaan menemukan beberapa diantara banyak orang itu hanya beberapa yang memperhatikannya. Sisanya sibuk dengan ponsel mereka. Tidak sopan sekali.

“Halo, Mina-chan! Aku Shirokawa Haruna. Salam kenal ya!” Mina mendongak kearah sumber suara dan menemukan sosok perempuan yang tersenyum ramah kearahnya. Perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Haruna itu berjalan mendekatinya dan merangkulnya sembari melihat kearah Raul.

“Raul beberapa kali cerita loh tentang Mina-chan. Tapi, baru kali ini kita ketemu.” Katanya. Mina merasakan otot-ototnya lebih rileks. Dia bisa lupa beberapa saat tentang suasana awal saat dia dan Raul masuk ke ruangan itu pertama kali. “Raul, Mina-chan duduk di sebelahku yaa?” Haruna meminta izin pada sang lelaki untuk membawa kesayangannya.

Raul tersenyum dan mengangguk. Tautan tangan mereka terlepas, untuk beberapa saat Mina merasakan kehilangan. Merasa ditinggal sendiri. Namun, sebelum Mina berjalan menuju kursi yang kosong di tempat yang Haruna duduki tadi, Raul mengulurkan tangan untuk mengusap kepalanya. Seperti memberikan penguatan padanya. Mau tidak mau, Mina tersenyum seraya merasakan wajahnya yang memanas.

Mina duduk di sebelah seorang lelaki yang sebenarnya dia kenal sebagai Mukai Koji. Sosok member blasteran Thailand – Jepang itu tersenyum lebar padanya, menanyakan kabar dan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Baik Haruna dan Koji seperti mencairkan suasana sementara Mina berusaha mengabaikan tatapan tajam dari beberapa orang di tempat itu. Mina juga berkenalan dengan sosok perempuan bernama Minamoto Airi dan Matsumoto Tsuki. Untuk Koji dan Airi sebenarnya ini bukan pertama kalinya mereka bertemu. Koji dan Airi pernah diwawancarai Mina untuk slot di Anan.

Mina bersyukur hari itu dia tidak benar-benar merasa sendirian menghadapi tatapan tajam disana.


Mina keluar dari toilet dan berpapasan dengan seorang lelaki berkemeja hitam yang dia kenal sebagai Meguro Ren, kekasih dari Haruna. Mina merunduk sedikit dalam kearah Meguro. Sementara Meguro melengos tanpa membalas sapaan non verbal yang diberikan Mina. Mina menatap punggung Meguro sejenak sebelum mengusap dadanya dan menggumamkan sabar berulang kali.

“Kau.”

Mina meneggakkan punggungnya, melihat Meguro yang sedang menatapnya. Lelaki itu mendekat kearahnya membuat Mina refleks mundur satu langkah. “Kenapa kau berpacaran dengan Raul?” Mina mengerjap tiba-tiba ditanya seperti itu. Nada yang digunakan Meguro pun tidak terdengar ramah sama sekali.

“Aku—“

“Aku tahu kau mantannya Kyomo. Apa kau mengincar anak Johnnys?” Meguro menatapnya dengan kedua mata yang menyipit, menatapnya penuh curiga. Sementara Mina mengerjap, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari orang yang paling dekat dengan Raul ini.

“Aku memang mantan kekasihnya Kyomoto-kun.” Mina membetulkan informasi yang diberikan Meguro barusan. “Tapi—“

“Apakah kau mengincarnya hanya untuk memeras uangnya?” Mina semakin menatap tidak percaya kearah lelaki di depannya ini. Dia memang merasa takut tadi karena seluruh mata menatapnya penuh curiga dan sinis. Tapi, kali ini dia hanya perlu menghadapi satu tatapan yang menyebalkan itu.

“Meguro-san,” Mina menarik napas, mengatur suaranya untuk tidak pecah. Jujur, semua dugaan yang Meguro katakan padanya benar-benar menyakiti harga dirinya. “Aku bukan seorang gold digger. Kalaupun aku ingin memerasnya, aku tidak akan mengincar Raul yang masih merintis karir. Aku akan mengincar ayahnya Matsumoto-san!” Mina membulatkan matanya dengan dramatis, tersenyum miring.

Meguro mengerjap. Tidak menduga akan mendapat balasan seperti itu dari perempuan yang awalnya terlihat lemah dan pemalu berubah menjadi seorang yang penuh ambisi dan mata yang menatapnya dengan sangat tajam. “Jadi, kuharap Meguro-san berhenti menduga-duga negatif atas dasar masa lalu seseorang.” Tukas Mina.

Wanita itu berjalan melewati Meguro. Kakinya melangkah dengan cepat, sementara kepalanya menunduk untuk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Sebelah tangannya memegangi dadanya yang sesak. Dia marah. Harga dirinya benar-benar diinjak.

Mina keluar dari restoran itu tanpa mengenakan mantelnya. Dia berjalan sedikit menjauh dari restoran itu dan duduk di bangku kosong di pendestrian itu. Mina mendongak untuk melihat kearah langit. Wanita itu menggigit bibir dalamnya. Ini bukan pertama kalinya tapi dia selalu tidak terbiasa. Semuanya terasa seperti pertama kali.

Kesimpulan yang bisa diambil dari pertemuannya dengan member Snow Man adalah bahwa hubungannya dengan Raul tidak direstui mereka.

Aku harus bagaimana? Aku terlanjur sayang pada anak itu...

“Kak Mina!” Perempuan bermarga Miyahara itu tersentak mendengar Raul memanggil namanya. Lelaki itu berlari kearahnya dengan mantel di lengannya beserta barang-barang mereka. “Aku tadi lihat kak Mina keluar, ada apa?” Suaranya terdengar cemas menyapa Mina.

Mina menatap lamat-lamat lelaki jangkung di depannya ini. Dia tersenyum. Kali ini, Mina tidak mau menyerah hanya karena tidak mendapat persetujuan dari orang terdekat Raul. Dia tidak mau beradaptasi lagi dengan orang lain. Dia nyaman berada di dekat Raul dan Mina berharap yang sama dirasakan oleh lelaki ini.

“Kak?” Raul memanggilnya lagi. Mina berdiri, berhadapan langsung dengan Raul. Perlahan-lahan tangannya terulur untuk melingkar di pinggang Raul. Mina menarik Raul dalam sebuah pelukan. Perempuan itu menggelamkan wajahnya di dada Raul.

“Kak Mina...?” Raul mengerjap dengan wajah memanas. Dia membalas pelukan Mina. Sedikit bingung dengan tingkah Mina yang tiba-tiba clingy padanya. “Aku sayang Raul.” Bisiknya, mengeratkan pelukannya. Raul tersenyum, menahan agar senyumannya tidak melebar. Tangannya yang lain melebarkan mantel yang tadi dipakai Mina, menyelimuti Mina dengan mantel itu.

Persetan dengan Snow Man. Selama Mina tidak menyakiti dan sayang pada Raul, dia akan terus memaksa berada di sebelah lelaki ini.

Tidak ada yang salah dengan mencintai seseorang, kan? Harusnya. Sekalipun padanya yang berulang kali merasakan jatuh cinta.