The Answer?
ShoppiAiri, Typo, Cringe
Shota yang tadinya sedang bertukar pesan di grup chat Snow Man sekarang sedang sibuk memandangi kekasihnya yang duduk di sebelahnya—di bangku belakang mobil mini van itu. Mobil yang mengantarkannya ke bandara. Lebih tepatnya mengantarkan Airi yang akan bekerja di Korea Selatan selama empat bulan lebih untuk syuting drama koreanya bersama Lee Soo Hyuk. Drama romantis.
Shota sudah bertanya mengenai skrip drama tersebut. Airi memberikan buku skripnya pada Shota dan dalam semalam lelaki itu bisa menscan apa saja yang akan dilakukan Airi dan Soohyuk di drama itu. Termasuk adegan ranjangnya.
“Aku tidak benar-benar merasakan batangnya Soo Hyuk-ssi, tenang saja, Shota.” ujar Airi saat itu disertai tawa gelinya. Shota mengejek dirinya yang tidak bisa percaya sepenuhnya pada sang kekasih yang bahkan sudah dia lamar sejak beberapa bulan yang lalu ini. Pantas saja sampai sekarang Airi belum memberikan jawaban untuknya.
“Kenapa kau melihatiku seperti itu?” Suara Airi membuyarkan lamunannya. Shota tersenyum. “Aku mau menikmati wajah perempuanku dengan puas dulu sebelum tidak bisa selama empat bulan nanti.” Katanya. Airi berdecak dan merotasi bola matanya, namun dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang meranum merah karena malu.
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di bandara. Airi keluar dari mobil diikuti oleh Shota. Sementara Kuro membantunya membawakan dua koper yang dia bawa hari itu. Shota tidak bisa mengantarkan sampai pengecekan imigrasi karena dia harus langsung pergi ke tempat syuting Sore Suno. Airi dan Shota berdiri berhadapan, saling memandang satu sama lain. Shota menyelipkan helaian rambut Airi yang pendek itu di balik telinganya. Dipandanginya lama setiap garis wajah Airi.
Lama ditatap seperti itu membuat jantung Airi berdetak dua kali lebih cepat dan perutnya terasa geli. Dia menggenggam tangan Shota yang masih memegangi pipinya dan menurunkan tangan lelaki itu. “Se-Sebaiknya aku segera check in.” Katanya.
Shota mengangguk dengan ekspresi tidak rela. Airi langsung berbalik dan bersiap untuk pergi dari sana. Shota menyadari sesuatu yang melingkar di leher perempuannya. Tanpa berpikir panjang, Shota menarik siku Airi kembali kearahnya. Perempuan itu terkejut dengan tindakan Shota dan mereka kembali berpandangan dengan kedua tangan Shota yang kali ini menangkup kedua sisi wajahnya.
Ada sebuah senyuman lebar nan bahagia di wajah lelaki bernama lengkap Watanabe Shota itu hingga membuat Airi mengerjap bingung. Belum sempat berucap, Shota sudah mencium bibirnya. Di dalam ciuman itu, Airi bisa merasakan Shota yang masih tersenyum. Ciuman itu berlangsung cukup lama hingga Airi harus menepuk punggung lelakinya.
Shota menjauhkan sedikit wajahnya, melepaskan tautan bibir mereka dan menempelkan keningnya dengan kening Airi. “Kalung itu...” Tatapan Shota mengarah pada leher Airi. Perempuan bermarga Minamoto itu menyadari sesuatu. Dia tertawa pelan.
“Kau menyadarinya ternyata,” Ucap Airi. Sebelah tangannya menyentuh kalung yang dimana cincin dari Shota tergantung di lehernya. “Maaf aku belum bisa memakainya di tempat seharusnya. Tapi, kuharap ini bisa jadi jawabanku atas lamaranmu waktu itu, Shota.” lanjutnya.
“Maaf kamu harus menunggu lama hanya untuk jawaban ya atau tidak.” Lirih Airi. Dia masih merasa bersalah karena menggantung lelaki itu cukup lama.
“Sssh, sudah kukatakan take your time. Selama kita masih bersama, kau mau menjawab itu kapanpun aku akan tetap menunggu, sayang.”
Airi tersenyum. Dia mendongak sedikit untuk bertatapan langsung dengan kedua mata lelaki yang dicintainya ini. Airi memeluk Shota dan menikmati kehangatan lelaki itu untuk sementara waktu begitu pula Shota. Dia akan sangat merindukan kekasihnya ini.