The Swan Part 1
Mmhr, Typo, Cringe
Meguro murka. Lelaki bernama kecil Ren itu nyaris menebas sosok perempuan berpakaian Hakama yang berdiri di depannya dengan pedang yang selalu dibawanya itu.
Beruntungnya perempuan bernama lengkap Minamoto Airi itu berhasil diselamatkan oleh sosok lelaki yang Meguro kenal bernama Watanabe Shota. Watanabe jelas menatapnya tajam dan penuh amarah.
“Apa yang kau lakukan, bajingan?”
Meguro mendengkus. “Perempuan itu membiarkan Shirokawa sendirian saat aku memintanya menjaga Shirokawa di danau,” ucap Meguro. Lelaki itu menunjuk kearah Airi dengan ujung pedangnya, mengundang desisan tajam dari Watanabe seraya lelaki itu menepis pedang yang diarahkan pada pujaan hatinya. “DIA YANG MEMBUAT SHIROKAWA MENGHILANG!”
“ITU RESIKOMU, MEGURO!” Watanabe balas berteriak. Kedua tangannya memeluk Airi, menghalangi pandangan perempuan itu untuk melihat kearah Meguro begitu dia menyadari bahwa sepasang mata Meguro berkilat kuning keemasan.
“Kau memintanya, bukan dia yang mengajukan diri menjaga perempuanmu! Kau seharusnya tau resiko meminta Airi menjaganya.” Ujar Watanabe. Dia bisa merasakan tubuh Airi yang bergetar. Perempuan itu meremas kimono yang dikenakan Watanabe.
“Maafkan aku...” Gumam Airi, melirik kearah Meguro yang mendelik kearah sang perempuan. “Kata Maaf tidak bisa mengembalikan Shirokawa begitu saja, Minamoto!”
Airi menggigit bibirnya. Dia memejamkan matanya dan semakin merapat pada tubuh Watanabe, membuat sang lelaki menggeram. “Kau keterlaluan, Meguro.” Tukas Watanabe sebelum membawa Airi pergi dari kediamanan Meguro.
Meguro menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia melempar pedangnya ke sembarang arah. Menjatuhkan diri diatas kursinya. Dipijatnya pangkal hidungnya.
Kemana kamu, Haruna?
“Ren-kun?”
Meguro langsung terbangun dari pikirannya. Dia mengangkat kepalanya, menemukan sosok yang dia cari dengan panik hingga nyaris membunuh kekasih sahabatnya sendiri sedang berdiri di ambang pintu sembari memegang pedang milik Meguro.
“Haruna!” Meguro langsung bangkit dari duduknya, menghampiri sosok perempuan bernama lengkap Shirokawa Haruna itu dan memeluknya erat.
“Astaga, Haruna. Kau kemana saja? Aku cemas sekali.” Ucap Meguro.
Haruna tersenyum. Dia membalas pelukan Meguro. “Aku hanya pergi sebentar. Maaf aku tidak memberitahumu dan Airi-chan.” Katanya.
Meguro menghela napas. Dia melepas pelukan sang kesayangannya dan mengusap wajahnya. “Airi-chan? Jarang sekali aku dengar kamu memanggilnya begitu.” Kata Meguro.
Haruna terkekeh. “Aku hanya ingin mencoba panggilan baru padanya. Kau tidak melakukan sesuatu yang buruk padanya kan?”
Meguro memalingkan wajahnya, membuat Haruna mengerutkan kening curiga. “Kau... Membunuhnya? Hanya karena aku menghilang sebentar?” Tanya Haruna.
Meguro langsung menggeleng. “Tidak! Aku hanya nyaris kehilangan akal karena takut kehilanganmu!” Seru Meguro. Haruna tersenyum. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap wajah Meguro lembut.
“Hmm begitu ya...”
Meguro tersenyum tipis, kepalanya mengangguk selagi sebelah tangannya menggenggam tangan Haruna yang mengusap wajahnya. Dia memejamkan mata dan bayang-bayangan mengerikan itu tiba-tiba saja muncul. Bayangan yang membuat Meguro sampai tidak sanggup jika itu jadi kenyataan.